Senin, 04 Oktober 2010

PUNK ; dunia tanpa matahari....

Vivian Westwood tidak pernah menyangka jika punk, gaya yang ditawarkannya di tahun 70-an, saat dia menjadi seorang desainer ternama, akan bertahan hidup sampai sekarang dengan beragam aliran. Bahkan digandrungi banyak anak muda diseantero dunia. Akan tetapi apa sebenarnya punk itu? Hanya sekedar Lifestyle-kah?

Menurut Webster New World Dictionary, punk kata aslinya berarti menyalahgunakan (a prostitute). Dalam bahasa prokemnya bisa berarti gay, bajingan muda (young hoodlum), atau apa saja tentang seseorang, khususnya berkaitan dengan anak muda, yang dianggap kurang pengalaman (inexperienced), sampah alias tidak berarti (insignificant), juga (presumptuous). Dalam kamus tersebut dicantumkan pula entry punk yang sangat dekat hubungannya dengan jenis musik, punk rock, yang punya ciri2 khas baik warna musik maupun dandanan personilnya yang unik.

Punk sebagai aliran musik, muncul di tahun 1970-an melalui sosok Johnny Rotten dari Sex Pistol di Inggris dan The Ramones di Amerika. Sesuai perubahan jaman, maka warna musik punk itu pun mengalami perubahan. Ini dapat kita lihat pada band2 beraliran punk seperti : bad Religion atau NOFX atau generasi terakhir mereka Blink 182, Rocket Rockers dan Endank Soekamti yang pernah ngetop dengan lagu Bau Mulut. Dengan kata lain, tiap generasi punya pahlawan punk-nya sendiri.

Dalam dunia gaya punk punya ciri khas tersendiri, Menurut Achmad Haldani D, staf pengajar Program Studi Kria Tekstil Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Teknologi Bandung, menyebutkan bahwa gaya2 busana yang unik dan khas dalam tiap2 komunitas anak muda diBarat amat kental dengan sisi perjuangan subkultur anak muda terhadap berbagai masalah yang penuh gejolak. Seks bebas, obat bius, ganja, rasisme, hujatan terhadap orangtua, memuja setan, tripping dan lain2, adalah bagian bentuk ekspresi ”ideologi” yang terkadang bagi sebagian orang sulit diterima akal sehat, sehingga banyak di antaranya disisihkan, atau bahkan dikucilkan masyarakat.

Punk lahir dieropa saat kapitalisme merajalela dengan segala kerusakannya. Mereka yang tersisih dan berada dalam kondisi yang tidak menyenangkan (tertekan, miskin, muram, kumuh,yang berhubungan dengan makna harfiah punk) mengekspresikan perlawanan mereka lewat gaya berpakaian (celana jins sobek2, peniti cantel[safety pins], swastika, salib, kalung anjing, spike) dan model rambut spike-top dan mohican atau mohawk. Ekspresi ini sungguh dinilai amat berlawanan dengan ekspresi kelompok menengah (borjuis) kulit putih. Dan ekspresi ini juga sebagai simbol perjuangan dalam membebaskan diri dari cengkeraman kapitalisme yang mereka anggap penindas kaum miskin. Mereka sangat lengket dengan sosialisme-komunisme. Meski sekarang ideologinya mulai pudar dan terjadi evolusi pemikiran. Banyak yang Cuma ngambil gaya dan musiknya saja, akan tetapi ada juga yang tetap konsisten dalam perjuangan. Terlepas dari itu semua, punk tetaplah punk, generasi yang hidup dalam dunia tanpa matahari, warisan budaya Barat yang berbahaya dan rusak. Ini dapat kita lihat dari beberapa sudut pandang:

Ideologinya
Barang kali kita sepakat bahwa kapitalisme itu memang ideologi gila, monster penghancur yang harus dilenyapkan dari muka bumi ini. Musuh kita bersama baik saya maupun para punkers. Akan tetapi kita juga tidak bisa menutup mata bahwa sosialisme termasuk didalamnya komunisme juga ideologi sampah yang baunya menusuk hidung, ideologi yang lahir dari rahim Ateisme, yang dibesarkan oleh orang tua liberalisme, pemuja Materi.


Street style

Dengan menjadikan sosialisme sebagai sudut pandang bagi komunitas punk, melahirkan tinkah laku yang bagi orang yang memiliki akal sehat tidak dapat diterima sebagai suatu tindakan manusiawi. Ini dapat kita lihat dalam kehidupan keseharian para punkers. Sex bebas, ganja, obat bius, sampai tawuran menjadi rutinitas keseharian para punkers. Dari segi aksesoris saja kita sudah yakin bahwa komunitas ini bermasalah, kuping ditindik, bahkan hidung pun sampai lidah nekat ditindik pula. Nggak hanya itu, tatto juga sering menghiasi tubuh anak punk. Bermacam2 model tattonya, dari yang ’lucu’ sampai yang bikin ’serem’.dari gambar peta dunia sampai tengkorak berdarah-darah. Bukan Cuma penampilan saja yang bikin imej anak punk jadi ’lain’ dari komunitas remaja kebanyakan, tapi juga tingkah mereka. Bergerombol di jalan, kadang sampe pagi. (walaupun tidak semua). Penampilan dan sikap urakan komunitas punk tidak terlepas dari prinsip perjuangan mereka; equality, peace, freedom dan anarchy. Juga istilah ”Do it what you want you need”.


Punk menolak Kapitalisme secara keseluruhan

Punk menuntut sesuatu yang baru.

Punk adalah dan harus menjadi sosok yang revolusioner

(Making punk A Threat Against Cuts Of Profane Existence 1989-1993)


Perlawanan terhadap hegemoni kebudayaan dominan (kapitalisme), dan secara sadar berusaha untuk berada di luar mainstream dengan membuat kontrakultur, bagi kami suatu tindakan yang sangat positif, malah kami dukung. Akan tetapi jika kontrakultur yang kita jadikan pijakan dapat membahayakan manusia, apalagi membunuh nilai2 kemanusian, maka itupun lawan kami. Ini sama saja lepas dari mulut buaya masuk mulut singa, lebih gawat lagi kan???.


konsep yang ditawarkan para punkers bukan jalan satu2nya dalam perjuangan melawan kapitalisme, masih ada jalan lain yang lebih aman dan manusiawi. Jalan yang ditawarkan oleh seorang manusia yang percaya akan adanya zat yang Maha Esa, manusia yang tidak saja di kagumi oleh umatnya tapi sejagat alam raya, manusia yang diakui oleh kawan dan lawannya. Bahkan penulis buku seratus tokoh paling berpengaruh di dunia, Michael Hart, menyebutkan, Dia adalah orang yang paling berpengaruh sepanjang sejarah kehidupan manusia lebih dari Newton dan Yesus,apalagi kalau Cuma orang gila macam Karl Marx. Ya kamu betul, Dialah Muhammad SAW, tokoh Revolusioner Dunia, tokoh pembawah ajaran tauhid, kehebatan konsep perjuangannya telah terbukti membawah manusia ketaraf yang paling tinggih baik pemikiran maupun pradaban. Tokoh yang menurut Glyn Leonard sebagai ” seorang laki2 yang bukan saja besar, tapi salah seorang yang terbesar... yang paling besar... yang dihasilkan kemanusiaan. Pembangunan material dan spiritual yang membangun suatu bangsa yang besar, suatu empirium besar, dan bahkan lebih besar dari segalahnya ini, suatu agama yang lebih besar lagi”. Terakhir seorang pemikir asal Inggirs yang terkenal George Bernhard Shaw mengatakan, ”seperti Napoleon, sayapun lebih suka akan ajaran Muhammad. Saya yakin bahwa seluruh empirium Inggirs akan menganut ajarannya sebelum abad ini berakhir. Pribadi Muhammad sangat agung. Saya kagumi dia dan saya menganut dia dalam pandangan hidupnya”. Ajaran, konsep, serta model perlawan inilah yang dapat kita tawarkan pula pada mereka2 yang mengaku punkers sekalipun. Konsep dimana kamu akan menjadi manusia seutuhnya, ajaran yang akan membawa kita dalam dunia yang cerah. Dunia dimana matahari menyinari hidup kita semua yang mungkin saja masih gelap. tetap semangat.....
Punk merupakan sub-budaya yang lahir di London, Inggris. Pada awalnya, kelompok punk selalu dikacaukan oleh golongan skinhead. Namun, sejak tahun 1980-an, saat punk merajalela di Amerika, golongan punk dan skinhead seolah-olah menyatu, karena mempunyai semangat yang sama. Namun, Punk juga dapat berarti jenis musik atau genre yang lahir di awal tahun 1970-an. Punk juga bisa berarti ideologi hidup yang mencakup aspek sosial dan politik.
Gerakan anak muda yang diawali oleh anak-anak kelas pekerja ini dengan segera merambah Amerika yang mengalami masalah ekonomi dan keuangan yang dipicu oleh kemerosotan moral oleh para tokoh politik yang memicu tingkat pengangguran dan kriminalitas yang tinggi. Punk berusaha menyindir para penguasa dengan caranya sendiri, melalui lagu-lagu dengan musik dan lirik yang sederhana namun terkadang kasar, beat yang cepat dan menghentak.
Banyak yang menyalahartikan punk sebagai glue sniffer dan perusuh karena di Inggris pernah terjadi wabah penggunaan lem berbau tajam untuk mengganti bir yang tak terbeli oleh mereka. Banyak pula yang merusak citra punk karena banyak dari mereka yang berkeliaran di jalanan dan melakukan berbagai tindak kriminal.
Punk lebih terkenal dari hal fashion yang dikenakan dan tingkah laku yang mereka perlihatkan, seperti potongan rambut mohawk ala suku indian, atau dipotong ala feathercut dan diwarnai dengan warna-warna yang terang, sepatu boots, rantai dan spike, jaket kulit, celana jeans ketat dan baju yang lusuh, anti kemapanan, anti sosial, kaum perusuh dan kriminal dari kelas rendah, pemabuk berbahaya sehingga banyak yang mengira bahwa orang yang berpenampilan seperti itu sudah layak untuk disebut sebagai punker.
Punk juga merupakan sebuah gerakan perlawanan anak muda yang berlandaskan dari keyakinan we can do it ourselves. Penilaian punk dalam melihat suatu masalah dapat dilihat melalui lirik-lirik lagunya yang bercerita tentang masalah politik, lingkungan hidup, ekonomi, ideologi, sosial dan bahkan masalah agama.
Skinhead; between Rebellion and Tradition.
Kenapa skinhead? Well, sebenernya karena gerakan ini lumayan dekat dengan tradisi perlawanan waktu subculture anak muda ini muncul di Inggris sekitar tahun 1969. ada semacam dilematis tersendiri kenapa subkultur ini kemudian mendapat pandangan ‘miring’ dari temen-temen undergron lain. Nggatheli!!! Gitu yang kebanyakan dibilang sama anak-anak lain. Is that true?

Dari banyak temen skins yang ada di Jogja, entah dengan daerah lain, tradisi skinhead lebih banyak persamaan di musik, style sama way of life. For trendy shit only, forget it!!! Mending baca Skinhead Bible dan pikirkan lagi alasan anda masuk ke scene ini!! Dan ketika disinggung mengenai perlawanan yang biasa dilekatkan dengan tradisi subkultur, banyak dari anggota scene ini yang mengatakan, “we don’t give a shit bout that!! What we have in common is just about how we proud to our life, to our self and to the community”. Salah satu dedengkot skinhead lokal, Reza, bahkan pernah bilang, “apa itu perlawanan? apa itu ideologi? Kita tidak eksis untuk melawan siapa-siapa. Kita ada bukan untuk melawan apa-apa. Kita muncul karena kita beda!!”. Are you skins out there agree with this?

Getting complicated, huh? Hihihihi,,,its just about what tradition that we choose. Mau pilih skinhead, punk, metalhead, emo (lerian?! Heheheh,,kidding!! =p), indie pop ato dugem’ers sekalipun, kita hanya menentukan satu fase kehidupan yang sedikit banyak akan mengaspirasikan kesukaan kita pada satu hal. Engga perlu malu bilang skinhead meskipun rambut kita panjang. What’s on your mind, is much better than anything stick in your body!!! Kembali ke petuah lama, don’t judge a book by its cover.
Dan ketika ada orang yang melibatkan skinhead ke dalam banyak salah satu bentuk dan tradisi perlawanan kaum muda, itu pun menjadi hal yang sah-sah saja dilakukan, mengingat simbolisasi tetap memainkan peran penting dalam menentang segala bentuk hegemoni yang memenjarakan kebebasan kita dalam berekspresi. Jadi pada intinya, semua omong kosong diatas adalah mengenai suatu bentuk pengekspresian diri? Bisa jadi!!! Karena masing-masing dari diri kita memiliki sifat anomali yang membutuhkan sedikit ruang arogansi dan pengakuan. Pening? Shaishiashaishaishai…engga maksut gitu loh
 
Hehehhe,,take this in a very enjoyable moment and lets have a pogo dance with the kidz!! Coz every single time in our memorable life happened once, and might tomorrow wont come to see us again. ”Oi! music is about having a laugh and having a say, plain and simple…”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar